topbella

Selasa, 17 Juni 2014

granulopoesis eosinofil



TUGAS HEMATOLOGI
“ Granulopoesis Eosinofil “



Disusun oleh :
1.      Ari Nurmawati                        (A102.09.07)
2.      Assela Iga Mashita                  (A102.09.08)
3.      Cahyono Tri Wahyudi                        (A102.09.09)
4.      Cendani Laras                         (A102.09.10)
5.      Handini Wahyu Yan M          (A102.09.19)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Granulopoiesis Eosinofil”. Dan juga penulis berterima kasih Kepada Dosen mata kuliah Hematologi yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Granulopoiesis Eosinofil”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mengucapkan maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Surakarta ,   Maret 2014


Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkutkarbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zatmakanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh,mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulitdan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
Darah tersusun dari 2 komponen utama , yaitu plasma dan sel darah. Plasma adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama dengan sitoplasma. Sel darah terdiri dari eritrosit, trombosit, dan lekosit.
Leukosit adalah unit-unit yang dapat bergerak dalam sisitem pertahanan tubuh. Leukosit mempunyai beberapa fungsi yaitu; menahan serangan dari pathogen (mikroorganisme penyebab penyakit) melalui proses fagositosis, untuk mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang muncul di dalam tubuh, sebagai “petugas pembersih” yang membersihkan debris (sampah) tubuh dengan memfagosit debris yang berasal dari sel mati, dan juga penting dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Berdasarkan pada gambaran nucleus (inti sel) dan ada tidaknya granula di sitoplasma leukosit digolongkan menjadi 2 yaitu:
1.      Granulosit (leukosit polimorfonukleus)
                  Nucleus sel-sel ini tersegmentasi menjadi beberapa lobus dengan beragam bentuk. Sitoplasmanya mengandung banyak granula terbungkus membran. Terdapat 3 jenis granulosit berdasarkan reaksinya terhadap zat warna yaitu neutrofil, eosinofil, dan basofil.
2.      Agranulosit (leukosit mononukleus)
Agranulosit tidak memiliki granula spesifik dan inti selnya berbentuk bulat atau berlekuk. Agranulosit terdiri dari monosit dan limfosit.
Eosinofil mirip dengan netrofil, kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua , dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti. Myelosit eosinofil dapat dikenali, tetapi stadium yang lebih awal tidak dapat dibedakan dari precursor netrofil. Waktu transit eosinofil dalam darah lebih lama daripada netrofil. Sel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respon alergi, pertahanan terhadap parasit dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi. Selanjutnya proses pembentukan sel eosinofil akan kami bahas dalam makalah ini.






















BAB II
ISI
A.    Granulopoiesis
Granulopoiesis merupakan proses pembentukan leukosit granular yaitu basofil, netrofil, dan eosinofil. Proses ini dimulai dari prekusor myeloid paling dini menjadi myeloblast dan selanjutnya berkembang menjadi progranulosit dan akhirnya menjadi sel eosinofil myelosit lalu berkembang mejadi eosinofil metamyelosit dan akhirnya menjadi sel yang paling matang yaitu polimorphonuclear eosinofil. (Lihat gb.1, 2)
Gb. 1
 


Gb. 2
             
B.    Maturasi Sel

1.      Skema perkembangan eosinofil
Stem cell        myeloblast       progranulocyte       myelocyte                                                  metamyelocyte       Band granulocyte          segmented granulocyte            neutophil, eosinophil, dan basophil.
a.       Keterangan :
a.)    Myeloblast
Sel termuda dengan inti bulat yang berwarna biru kemerahan. Memiliki satu atau lebih anak inti. Kromatin halus.  Sitoplasma berwarna biru.
b.)    Promielocyte / Proagranulocyte
Sitoplasma telah memperlihatkan granula berwarna biru tua. Berbentuk bulat tidak teratur. Granula tampak menutupi inti. Inti bulat besar. Kromatin kasar. Anak inti masih ada tapi tidak jelas.
c.)    Myelocyte
Pada fase ini, granula sudah mengalami diferensiasi menjadi basofil, netrofil, atau eusinofil. Inti sel bulat atau lonjong pada satu sisi. Anak inti tak tampak lagi. Kromatin menebal. Sitoplasma sel lebih banyak
d.)   Metamyelocyte
Proses pematangan. Inti sel membentuk lekukan sehingga berbentuk seperti kacang merah. Kromatin menggumpal. Sitoplasma mengandung granula kecil kemerahan.
Jika lekukan melebihi setengah ukuran inti, akan terbentuk netrofil batang. Lalu akan berubah menjadi netrofil segmen
e.)    Granulocyte

2.      Hematopoiesis : proses sintesa sel-sel darah yang terdiri dari proliferasi dan differensiasi sel-sel induk hematopoiesis atau stem cell 
Tahapan hematopoiesis:
1.      Sel induk pluripotensial 
2.      Sel induk (stem cell)  
3.      Sel progenitor (CFU)
4.      Sel prekursor (blast)
5.      Sel matur
Sel induk pluripotensial akan  Berproliferasi, membentuk 2 jalur diferensiasi (2 stem cell), yaitu :*
·         Jalur Myeloid : RBC, granulosit, monosit, Platelet    
ü  erythropoiesis   
ü  granulopoiesis   
ü  monopoiesis   
ü  thrombopoiesis 
·         Jalur lymphoid : limfosit dan sel plasma

3.      Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah :
·         asam amino
·         vitamin
·         mineral
·         hormone
·         ketersediaan oksigen
·         transfusi darah
·         dan faktor- faktor perangsang hematopoietic

C.     Struktur Eosinofil

1.      Besarnya sel    : 10 – 15 mikron
2.      Inti sel             :
·         Letaknya dalam sel           : central/excentric
·         Bentuk inti                                    : bersegmen (2-3 lobus)
·         Warna inti                         : kebiru-biruan (agak pucat)
·         Chromatin                         : kasar
·         Membrane inti (nucleoli)   : ada
·         Butir inti (nucleoli)            : tidak ada
3.      Cytoplasma
·         Luas/besarnya/ lebarnya    : relative lebih lebar / besar
·         Warna cytoplasma             : oxyphil/ eosinofil/ kemerahan
·        
o   Banyak
o   Sama besar, bulat
o   Warna orange kemerahan, kuning-kuning mengkilap (bronze)
Perinuclear zone                : tidak ada
·         Granula dalam cytoplasma:




D.    Fungsi Eosinofil
1.      Berperan dalam memerangi infeksi virus selama perdangan.
2.      Terlibat dalam penghancuran sel tumor.
3.      Mempromosikan perbaikan jaringan yang rusak.
4.      Mampu melakukan fagositosis
5.      Memproduksi dan menyimpan banyak protein granula sekunder sebelum mereka keluar dari sumsum tulang.
6.      Terlibat dalam berbagai proses biologi lainnya, termasuk perkembangan kelenjar susu pascapubertas.











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Granulopoiesis merupakan proses pembentukan leukosit granular yaitu basofil, netrofil, dan eosinofil yang dimulai dari prekusor myeloid paling dini menjadi myeloblast dan selanjutnya berkembang menjadi progranulosit dan akhirnya menjadi sel eosinofil myelosit lalu berkembang mejadi eosinofil metamyelosit dan akhirnya menjadi sel yang paling matang yaitu polimorphonuclear eosinofil.


















DAFTAR PUSTAKA

http://www.repository.usu.ac.id diunduh pada hari kamis 14 maret 2014 pukul 19.40 WIB
http://www.file.upi.edu diunduh pada hari kamis 14 maret 2014 pukul 19.47 WIB
http://www.eprints.undip.ac.id diunduh pada hari kamis 14 maret 2014 pukul 19.55 WIB
A.V.Hoffbrand ,dkk. ______. Kapita Selekta Hematologi edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
James P. Isbister, D. Harmening Pittinglio._______. Hematologi Klinik Pendekatan Berorientasi-Masalah. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Jakarta
anatomi.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/Darah-tepi_MHS-PSIK.pdf diunduh pada hari sabtu 15 maret 2014 pukul 18.48 WIB
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27832/4/Chapter%20II.pdf diunduh pada hari sabtu 15 Maret 2014 pukul 21.09 WIB




1 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih makalahnya sangat bermanfaat sekali ..
oya untuk referensi mungkin bisa coba buka webstie http://www.tanyadok.com/artikel-konsultasi/eosinofil-tinggi-alergikah

Posting Komentar

About Me