TUGAS MEDIA
REAGEN

Disusun
oleh:
Agnes
Dian P. A102.09.001
Agung
W. A102.09.002
Agustina
Intan P. A102.09.003
Alfian
Hadri A102.09.004
Alwina
M. A102.09.005
Ambika
L. A102.09.006
Ari
Nurmawati A102.09.007
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penggolongan Media” Makalah
ini berisikan tentang pengertian media,syarat-syarat media,macam-macam
penggolongan media. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang Penggolongan media.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
Surakarta,15
November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kita tahu bahwa semua makhluk hidup membutuhkan
nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang
digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang
disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam
keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan
agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka
diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus
terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH),
temperature, sterilisasi.
Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada
fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media
yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba
b.
Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang
ditumbuhkan
c. Harus
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus
berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik
(Sutedjo,1996).
Berdasrkan sifat keheterotrofannya,
mikroba dapat dibagi menjadi beberapa kelompok besar medium, yaitu :
a. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam
laboratorium virologi untuk pembiakan berbagai virus, kebanayakan virus ditanam
pada bagian tertentu pada binatang. Misalnya: Ginjal kera, embrio ayam, dll.
Disamping itu sering pula media hidup digunakan untuk mengetahui sifat – sifat
bakteri. Misal: Pada Escherichia coli yang patogen maka digunakan tikus umur 3
hari
b. Media buatan
Media yang dibuat dari kumpulan zat –
zat tertentu.
1)
Media buatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Penggolongan media berdasarkan
atas susunan kimia:
1. Media
Anorganik:
Media yang tersusun
dari bahan anorganik
2. Media
Organik:
Media yang tersusun
dari bahan organik
3. Media
Sintetik:
Media yang susunan
kimianya diketahui dengan pasti, media in biasanya digunakan untuk mempelajari
kebutuhan makanan bakteri atau mikroba
4. Media
Non sintetik:
Media yang susunan
kimianya tidak diketahui dengan pasti. Media ini banyak digunakan untuk
membunuh atau mempelajari taksonomi
mikroba atau pengelompokan mikroba
b.
Penggolongan media berdasarkan konsistensinnya terbagi atas beberapa
macam, yakni:
1.
Media padat
Media padat merupakan media
yang diperoleh dengan menambahkan agar – agar sebagai bahan pemadat. Media agar
terbagi menjadi media agar miring dan media deep. Selain agar – agar, media
padat juga dapat dibuat dengan menggunakan bahan organik alamiah dan anorganik.
Media padat biasa digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni
dan sebagai media untuk mengisolasi mikroorganisme tertentu. (Jawetz, Melnick,
Adelberg, 2005)
2.
Media setengah padat (semi solid
medium)
Media setengah padat atau meia
semi solid dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, akan tetapi yang
berbeda adalah komposisinya bahan pemadatnya. Media ini biasa digunakan untuk
melihat pergerakan kuman secara mikroskopik dan kemampuan fermentasinya. Media
ini dalam keadaan dipanasi akan berbentuk cair dan padat dalam keadaan dingin.
Berdasarkan keperluannya, media ini dapat dibuat tegak ataupun miring. (Jawetz,
Melnick, Adelberg, 2005)
3.
Media cair
Secara umum media cair adalah
media yang berbentuk cair. Media cair digunkan untuk bebagai tujuan seperti
pembiakan mikroba dalam jumlah besar, penelahan fermentasi, dan berbagai macam
uji. (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005) 27
c.
Penggolongan media berdasarkan fungsi dan kegunaan:
1.
Media selektif elektif
Media ini dibuat dengan menambahkan
zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba
lainnya. Contohnya yaitu pemeberian zat kimia kristal violet pada kosentrasi
tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
pertumbuhan bakteri gram negatif. Contoh lain yaitu media endo agar yang
menyababkan bakteri E. coli akan berwarna merah sedangkan koloni
salmonella tidak berwarna.(Lud, 2008)
2.
Media differensial
Media ini mengadung zat – zat
kimia yang memungkinkan membedakan berbagai macam tipe mikroba. Media ini
ditambah reagensia atau zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba
membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat untuk
membedakan tipe – tipenya. Contohnya yaitu media agar darah (Blood Agar Plate)
yang dapat membedakan bakteri hemolitik dengan bakteri non hemolitik.(Lud,
2008)
3.
Media eksklusif
Media eksklusif yaitu media
yang hanya memungkinkan tumbuhnya satu jenis mikroba tertentu sedangkan mikroba
lainnya dihambat atau dimatikan. Contohnya yaitu media air pepton alkali yang
dapat mematikan kuman lainnya, kecuali bakteri Vibrio sp. Hal ini karena
media tersebut memiliki pH yang sangat tinggi. (Sumarsih, 2003)
4.
Media diperkaya (enriched medium)
Media ini merupakan media yang
ditambah zat – zat tertentu untuk menumbuhkan mikroorganisme heterotrof
tertentu. Zat – zat yang ditambahkan misalnya serum, darah, esktrak tumbuh –
tumbuhan dan lain sebagainya.
5.
Media khusus
Media ini merupakan media
untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk
mengadakan perubahan – perubahan kimia tertentu.
6.
Media penyubur
Media yang digunakan untuk
memperbanayak kuman yang dicari sedang kuman yang lain terhambat
pertumbuhannnya. Contoh: Gaal Empedu, Selenit, APW 1%, KPD.
7.
Media universal
Media ini merupakan media yang paling umum
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Media ini dapat munumbuhkan
pertumbuhan sebagian besar mikroba. Contohnya yaitu media kaldu nutrien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media adalah suatu bahan atau susunan
bahan yang terdiri dari nutrisi (zat-zat makanan) yang digunakan untuk
menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri pada media dilakukan
bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar
dapat menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk.
Setiap bakteri memiliki kebutuhan
berbeda dengan bakteri lainnya, maka media yang diperlukan bakteri satu dengan
yang lainnya itu berbeda, tergantung kebutuhan untuk pemerikasaan apa dan juga
tentunya media harus steril dan mengandung semua kebutuhan yang diperlukan oleh
bakteri dan tentunya juga tidak mengandung zat penghambat.
DAFTAR PUSTAKA
Suryono, DR. Bambang. 1995. Bakteriologi umum
dan Bakteriologi klinik. Kediri: Akademi Analis Kesehatan Bhakti Wijaya Kediri.
Bakteriologi
DEPKES RI. 1989. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar