MAKALAH KIMIA ANALITIK
BUFFER KARBONAT

Disusun oleh :
Ari Nurmawati
NIM : A.102.09.007
Akademi Analis Kesehatan Surakarta
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini yang berjudul "Buffer Karbonat" tepat pada
waktunya.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Surakarta, 7 September 2013
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Surakarta, 7 September 2013
Ari nurmawati
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan buffer atau yang disebut dengan larutan penyangga memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam tubuh manusia, larutan penyangga berperan penting untuk dapat mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena didalam cairan sel tubuh terdapat system penyangga, yaitu asam dihidrogen fosfat. Campuran penyangga ini berperan juga dalam system pengeluaran ion H+ pada ginjal. Di dalam tubuh manusia ginjal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya yaitu :
1. untuk membuang zat sisa dari tubuh
2. mengatur kesetimbangan zat elektrolit dan tekanan darah
3. merangsang pertumbuhan sel darah merah.
Selain itu, didalam darah juga terdapat larutan penyangga. Pada saat berolahraga, kecepatan denyut jantung, tekanan darah, dan jumlah darah yang di pompa per denyut jantung akan meningkat. Akibatnya, aliran darah ke jantung, otot, dan kulit akan lancar dan tidak dan tidak tersumbat. Selama
Larutan buffer atau yang disebut dengan larutan penyangga memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam tubuh manusia, larutan penyangga berperan penting untuk dapat mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena didalam cairan sel tubuh terdapat system penyangga, yaitu asam dihidrogen fosfat. Campuran penyangga ini berperan juga dalam system pengeluaran ion H+ pada ginjal. Di dalam tubuh manusia ginjal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya yaitu :
1. untuk membuang zat sisa dari tubuh
2. mengatur kesetimbangan zat elektrolit dan tekanan darah
3. merangsang pertumbuhan sel darah merah.
Selain itu, didalam darah juga terdapat larutan penyangga. Pada saat berolahraga, kecepatan denyut jantung, tekanan darah, dan jumlah darah yang di pompa per denyut jantung akan meningkat. Akibatnya, aliran darah ke jantung, otot, dan kulit akan lancar dan tidak dan tidak tersumbat. Selama
melakukan olahraga, otot yang menyimpan glukosa di dalamnya
memerlukan oksigen untuk mengubah energi kimia menjadi energi gerak. Oksigen
yang digunakan oleh otot tersebut berasal dari hemoglobin darah. Perubahan
energi yang terjadi di otot akan menghasilkan gas CO2 dan ion H+ sehingga pH
darah akan turun. pH darah memiliki rentang antara 7,35 sampai 7,45. Bila pH
darah lebih kecil dari 7,35 disebut asidosis dan bila pH darah lebih besar dari
7,45 disebut alkalosis. Jika pH darh lebih kecil dari 7,0 atau lebih besar dari
7,8 maka dapat menimbulkan kematian.
Untuk menjaga pH agar tidak banyak berubah maka dalam darah terdapat sistem penyangga, yaitu asam karbonat dan ion bikarbonat. Reaksi kesetimbangan larutan penyangga dalam darah (asam karbonat dan bikarbonat) sebagai berikut :
Untuk menjaga pH agar tidak banyak berubah maka dalam darah terdapat sistem penyangga, yaitu asam karbonat dan ion bikarbonat. Reaksi kesetimbangan larutan penyangga dalam darah (asam karbonat dan bikarbonat) sebagai berikut :
H3O+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) 2H2O(l) + Cl2(g)
Berdasarkan
reaksi diatas, proses pertama merupakan reaksi asam basa dimana asam karbonat
tidak bertindak sebagai asam dan air bertindak sebagai basa. Basa konjugasi
untuk asam karbonat adalah ion bikarbonat. Asam karbonat juga berdisosiasi
dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Proses kedua bukan
reaksi asam basa. Akan tetapi, proses ini penting untuk mengetahui kapasitas
larutan penyangga dalam darah.
Jadi untuk dapat mengerti lebih lanjut tentang larutan buffer karbonat, maka semua tentang larutan penyangga karbonat akan dibahas pada bab selanjutnya.
Jadi untuk dapat mengerti lebih lanjut tentang larutan buffer karbonat, maka semua tentang larutan penyangga karbonat akan dibahas pada bab selanjutnya.
1.2 Tujuan Makalah :
1. untuk mengetahui apa larutan
penyangga (buffer)
2. untuk mengetahui fungsi buffer
dalam kehidupan sehari-hari
3. untuk mengetahui mekanisme buffer
karbonat dalam tubuh
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian buffer (larutan penyangga)
Buffer (penyangga) adalah larutan kimia yang menahan
ph jika terdapat penambahan asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari larutan
asam lemah dan garamnya, seperti asam karbonat dan natrium bikarbonat atau
larutan basa lemah dan garamnya, seperti larutan ammonia dan ammonium klorida.
Jika ph menurun, maka garam (natrium bikarbonat)
berperan sebagai basa yang akan menerima ion hydrogen yang ditambahkan pada
larutan. Jika ph meningkat, asam lemah (asam karbonat) akan mendonorkan ion
hydrogen kepada larutan, sehingga perubahan ph akan disangga. Hal yang
sebaliknya berlaku untuk basa lemah dan garamnya.
Secara
umum buffer bereaksi dengan melepaskan atau mengambil ion hydrogen:
<=
Penurunan konsentrasi ion hydrogen
H+
+ Buffer- HBuffer
Peningkatan konsentrasi ion hidrogen =>
Perhatikan
bahwa ion hydrogen tidak dibuang dari tubuh namun hanya terperangkap dalam
buffer. System buffer kimiawi utama dalam tubuh adalah :
-
System buffer bicarbonate
-
System buffer fosfat
-
System buffer protein
Semua sistem buffer akan bekerja bersama untuk
mengembalikan ph dalam sekejap, tetapi terdapat keterbatasan perubahan ph
sebesar apa yang dapat dijaga konstan oleh buffer. Hal ini tergantung cadangan
buffer yang tersedia disebut juga cadangan buffer. Jika jumlah asam atau basa
yang ditambahkan sangat besar, maka system buffer tidak akan mampu
mengatasinya.
Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem kesetimbangan larutan penyangga.
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah.
Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem kesetimbangan larutan penyangga.
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah.
Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
B.
Sistem buffer bikarbonat
Proses-proses
kimia yang terjadi dalam tubuh dapat menghasilkan beberapa zat kimia seperti
karbondioksida dan ion hidrogen. Dalam hal ini, keberadaan zat-zat kimia
tersebut dapat menyebabkan pH darah turun atau naik. Jika pH darah sangat
rendah, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan jika
pH darah sangat tinggi, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan
alkalosis
Sistem
buffer bicarbonate merupakan buffer ekstrasesuler utama dan bertanggung jawab
mempertahankan ph darah. Karbondioksida yang terbentuk selama respirasi sel
akan larut dalam air (plasma) untuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini
akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion bicarbonate. Ion
bicarbonate akan berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion hydrogen
ditambahkan ke dalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat olahraga,
maka ion bikarbonat dan ion hydrogen yang terbentuk dari asam laktat akan
membentuk asam karbonat. Asam karbonat berperan sebagai donor ion hydrogen,
jika ion hydrogen hilang dari tubuh, seperti pada kasus muntah-muntah berat,
asam karbonat akan berdisosiasi lebih banyak untuk melepaskan ion hydrogen dan
ion bikarbonat. dalam Dua buah reaksi kesetimbangan penyangga asam
karbonat bikarbonat tersebut dituliskan sebagai berikut :
bukan reaksi asam basa
H3O+(aq) + HCO3-(aq) → H2CO3(aq)
Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam mempertahankan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam darah yaitu sebesar 20:1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah. Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah yang menghasilkan asam karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H2CO3 (aq) → HCO3(aq) + H + (aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru. Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat (H2CO3) dalam darah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)
Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2 disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
bukan reaksi asam basa
H3O+(aq) + HCO3-(aq) → H2CO3(aq)
Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam mempertahankan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam darah yaitu sebesar 20:1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah. Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah yang menghasilkan asam karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H2CO3 (aq) → HCO3(aq) + H + (aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru. Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat (H2CO3) dalam darah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)
Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2 disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
C.
Mekanisme paru
Ph tidak tergantung pada kadar absolut bikarbonat dan
kadar karbondioksida, tetapi pada rasio kedua konsentrasi. Penurunan atau
peningkatan konsentrasi bikarbonat tidak mengubah ph bila kadar karbondioksida turun
atau meningkat dengan proporsi yang sebanding. Dengan mengubah kecepatan
ekskresi karbondioksida, paru-paru dapat mengatur kadar karbondioksida dan
memodifikasi ph. Meskipun sejumlah besar karbondioksida dihasilkan oleh
aktivitas metabolisme normal, sedikit sekali terjadi perubahan ph akibat
sifat-sifat unik system buffer asam karbonat-bikarbonat dan tingginya
perkembangan mekanisme control respirasi. Peningkatan kecepatan respirasi, yang
dirangsang oleh peningkatan kadar karbondioksida, meningkatkan ekskresi
karbondioksida, menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan ph. Sebaliknya
penurunan kecepatan respirasi meningkatkan kadar karbondioksida dan menurunkan
ph.
Mekanisme paru-paru dapat mengubah ph dengan
mengganti karbondioksida dan mengubah rasio asam karbonat terhadap bikarbonat,
proses ini tidak dapat menyebabkan kehilangan atau diperolehnya ion hydrogen.
Paru-paru tidak mampu menghasilkan bikarbonat untuk menggantu bikarbonat yang
hilang untuk membuffer ion hydrogen. Pembentukan bikarbonat baru, dan bila
diperlukan, ekskresi bikarbonat adalah tanggung jawab ginjal.
D.
Mekanisme
ginjal
Ginjal merupakan pengatur terpenting keseimbangan
asam-basa sehari-hari dalam keadaan normal. Pengaturan keseimbangan asam-basa
ginjal harus memenuhi dua persyaratan. Pertama, ginjal harus mencegah
kehilangan bikarbonat dalam urine. Kedua, untuk mempertimbangkan keseimbangan
asam-basa ginjal harus mengekskresi asam sejumlah produksi sehari-hari asam
tidak dapat menguap. Pengaturan ginjal untuk memenuhi kedua persyaratan ini
dipenuhi dengan dua proses penting. Pertama, pengambilan kembali sebagian besar
bikarbonat yang terfiltrasi di tubulus proximalis. Disini tidak terjadi
ekskresi ion hydrogen, tetapi pada orang dewasa, proses ini mampu mengambil
sampai 5000mEq bikarbonat yang setiap hari di filtrasi di glomerulus. Bila
bikarbonat ini tidak diambil kembali, kehilangannya akan setara dengan retensi
sejumlah ion hydrogen yang akan mengakibatkan asidosis sistemik berat. Kedua,
ekskresi asam terjadi di segmen distal nefron melalui sekresi ion hydrogen kedalam lumen tubulus dan ekskresi selanjutnya
dalam kombinasi dengan buffer yang terfiltrasi seperti fosfat atau ammonia.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Larutan buffer atau
penyangga adalah larutan yang dapat menahan pH tersebut atau tidak berubah
meski ditambah sedikit asam atau sedikit basa atau juga diencerkan.
2. Larutan
penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang
kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan.
3. Sistem
penyangga karbonat bikarbonat merupakan larutan penyangga paling penting untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah
4. Sistem
bikarbonat menyangga 90% ion hydrogen dalam darah dan sangat penting karena
jumlah karbondioksida dan ion bikarbonat juga dapat di atur oleh paru-paru dan
ginjal.
DAFTAR
PUSTAKA
Joyce,J.Colin,B.Helen,S.2008.”Prinsip
Sains untuk Keperawatan”.Erlangga.Jakarta.
Behrman,K.1999.”Ilmu
Kesehatan Anak”.Edisi 15 Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta
Muhtardi.Sandi,J.2006.”kimia
2”.Yudistira.Jakarta
Suryatno.2007.”Kimia
untuk SMA/MA”.Grasindo.Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar