topbella

Selasa, 24 Juni 2014

fertilisasi in vitro

A. Pengertian Fertilisasi In Vitro

Fertilisasi In Vitro (Bahasa Inggris: In Vitro Fertilisation) atau Bayi Tabung adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Dilihat dari artinya, in vitro berarti ‘in glass’ atau di dalam gelas. Jadi, proses IVF adalah proses fertilisasi yang dilakukan di laboratorium, bukan di dalam tubuh wanita. Pada umumnya, teknik IVF digunakan oleh pasangan suami istri yang sulit memiliki keturunan. Sebab-sebabnya antara lain karena kualitas sperma yang buruk, masalah ovulasi, atau masalah interaksi sel telur dan sperma.

B. Sejarah Fertilisasi In Vitro
Teknik FIV dirintis oleh Robert Geoffrey Edwards danPatrick Christopher Steptoe pada tahun 1977. Prosedur pertama kali berhasil dilakukan di Inggris pada tahun 1978, dimana sebelumnya Edwards sudah aktif melakukan penelitian untuk mencari solusi alternatif fertilisasi sejak tahun 1966.

 Robert G. Edwards dan Patrick C. Steptoe
Bayi pertama hasil FIV adalah Louise Joy Brown yang dilahirkan di Inggris pada pukul 11.47 tanggal 25 Juli tahun 1978 di Oldham General Hospital melalui operasi caesar yang telah direncanakan sebelumnya. Louise Joy Brown lahir dengan berat 2,608 kg.
Louise Joy Brown, bayi hasil FIV pertama
Louise Joy Brown dewasa
C. Prosedur FIV
1. Pemberian suntikan hormon agar diproduksinya sel telur multipel dalam ovarium (dalam siklus menstruasi normal, hanya akan dihasilkan 1 folikel dan 1 folikel tersebut mengandung 1 sel telur). Folikel adalah suatu rongga cairan normal yang terdapat pada sel telur. Pada keadaan yang tidak normal, folikel ini akan membuka pada saat siklus menstruasi untuk melepas sel telur. Selanjutnya, pasien akan diperiksa untuk menentukan waktu pengambilan sel telur yang tepat.
Folikel
2. Pasien akan diberi suntikan hormon untuk mematangkan sel telur. Waktu adalah faktor yang sangat penting; apabila sel telur diambil terlalu dini atau terlalu lambat, maka kemungkinan besar sel telur tidak akan berkembang dengan baik. Untuk melakukan pengambilan sel telur yang tepat, maka dokter akan melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi atau pemeriksaan darah.
3. Pada prosedur pengambilan sel telur (ovum pick up), pasien akan dibius. Dokter akan melihat perkembangan folikel pada ovarium lewat ultrasonografi. Kemudian, sel telur diambil melalui jarum yang dimasukkan. Prosedur ini dapat berlangsung 30 menit hingga 1 jam.
4. Setelah itu, sel telur akan dicampurkan dengan sperma pasangan pada laboratorium. Kemudian, sel telur yang telah difertilisasi (embrio) akan disimpan di dalam laboratorium dari 3-5 hari untuk mencapai pertumbuhan optimal.
Sel telur yang telah diambil dan dicampur oleh sperma pasangan di sebuah cawan

0 komentar:

Posting Komentar

About Me